Selamat Datang di Web Kami

Case Study (Yunita Rahmawati, S. Pd.)

Rabu, 18 Mei 20110 komentar

BAGAIMANAKAH MEMBANGKITKAN SEMANGAT BELAJAR MEREKA???

Oleh : Yunita Rahmawati, S. Pd.

Guru SMP Muhammadiyah BK Giriwoyo

Ketenangan hati mulai pudar manakala bel tanda jam pelajaran berganti, bingung, was-was dan ragu sempat merasuk dalam hati ketika kaki ini mulai melangkah meninggalkan kantor guru. Akankah saya berhasil menyampaikan materi tentang energy di kelas VIII C, yang menurut sebagian besar Bapak/Ibu Guru terkenal pasif dan tak pernah peduli akan pelajaran yang disampaikan. Selain itu banyak kendala yang harus dihadapi oleh Bapak/Ibu Guru dari siswa yang tidak bisa membaca, tidak mau berfikir, tidak mau diam, serta mudah terpengaruh oleh siswa lain.

Padahal dalam kelas tersebut banyak siswa yang memiliki potensi diatas rata-rata, tetapi karena pegaruh buruk dari teman-temannya, akhirnya terpuruk dengan nilai dibawah batas minimal. Bagaimana saya harus membangkitkan semangat belajar serta konsentrasi mereka terhadap pelajaran agar materi yang saya sampaikan dapat diterima dan difahami dengan baik oleh mereka?

Senin, 26 Oktober 2009 jam 10.35 saya melaksanakan proses pembelajaran dengan Standar Kompetensi Memahami peranan usaha, gaya dan energy dalam kehidupan sehari-hari, dan Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan bentuk energy dan perubahannya, prinsip usaha dan energy serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan rasa percaya yang tersisa saya mulai memperkenalkan tentang berbagai perubahan yang terjadi disekitar kita yang dapat memberikan kekuatan atau usaha untuk melakukan berbagai macam kegiatan.

“Anak-anak benda dapat bergerak serta melakukan suatu usaha karena pengaruh apa?? Lia menjawab “ karena adanya gaya, bu”. Benar tetapi kurang tepat, gaya-gaya tersebut berkumpul sehingga akan terbentuk “POWER” sehingga benda tersebut dapat berpindah tempat. Nah POWERnya itu disebut apa?? “Usaha bu” jawab wahyu. Dengan senyum sekilas ku jawab ‘hampir benar, ada yang tau?? apa dong bu?? Teriak selvi. “ENERGI”, oo…..jawab Nur C.

Satu demi satu dengan sangat perlahan saya mulai jelaskan pengertian sederhana mengenai energy, sumber-sumber energy yang tersedia dialam, macam-macam energy serta perubahan-perubahan energy dari satu bentuk kebentuk yang lain serta hukum-hukum yang dimiliki oleh energi.

Metode pembelajaran saya buat sevariatif mungkin, mulai dari metode ceramah, metode diskusi, metode eksperimen sampai model pembelajaran kelompok. Suasana kelas sebisa mungkin saya buat semenarik mungkin agar anak-anak tidak bosan dan mengantuk serta tetap perhatian pada pelajaran. Selain menggunakan berbagai metode pembelajaran saya juga memakai berbagai macam pendekatan, mulai dari pendekatan pribadi, pendekatan emosional bahkan sampai pada pendekatan psikologi.

Dari sekian banyak metode serta pendekatan yang saya terapkan ternyata tetap ada sebagian siswa yang tidak paham sama sekali tentang materi yang telah saya sampaikan. “Untung, coba perhatikan buku yang saya jatuhkan dari atas meja ini, energy yang mengiringi jatuhnya buku berupa energy apa?? Saya perhatikan kamu asyik corat-coret buku. Demikian juga yang dilakukan oleh Sahid dan Totok, mereka asyik dengan kegiatannya sendiri. Tanpa ada rasa bosan saya ulangi lagi materi yang telah saya terangkan mulai dari awal dengan disertai berbagai macam contoh yang tersedia di alam dengan harapan materi yang saya sampaikan dapat diterima dengan baik oleh seluruh siswa dikelas.

Kesedihan kembali menyeruak ketika mulai masuk dalam penggunaan rumus baik untuk energy mekanik, energy potensial dan energy kinetic. Sebagian siswa terkendala pada masalah perhitungan: perkalian, pembagian, kuadrat ataupun akar kuadrat yang merupakan kunci dalam belajar Fisika.

Dengan modal iming-iming nilai, disetiap pertemuan siswa harus berusaha menghafal perkalian satu sampai sembilan yang seharusnya sudah diluar kepala, satu persatu siswa mulai menghafal didepan kelas sebagai pemacu siswa lain yang tidak dapat menghafal perkalian. Satu, dua, tiga, siswa berhasil menunjukan kerja kerasnya, namun sebagain besar siswa tidak peduli dengan berbagai macam alasan yang susah untuk dipahami.

Sedikit demi sedikit saya mulai memperkenalkan penerapan rumus dalam penyelesaian contoh soal. “Coba anak-anak, perhatikan kapur yang saya pegang, jarak kapur ini dari lantai sekitar 1,75m massa kapur ini 0,005 kg. kapur ini saya jatuhkan dan menggelinding dilantai dengan kecepatan 2m/s energy apa saja yang terjadi pada kapur? Dan berapa besar energy yang terjadi pada kapur tersebut?? Siapa berani mencoba? Silakan kerjakan didepan. Satu, dua, tiga macam-macam model soal saya sajikan dengan harapan siswa lebih mudah memahami materi yang saya terangkan dari awal.

Tibalah saat post test, dengan selembar kertas mulailah siswa mengerjakan beberapa soal, dengan penuh tanda tanya serta rasa penasaran, berhasilkah materi yang saya sampaikan diterima dengan baik oleh siswa atau seperti yang dirasakan oleh guru-guru yang lain seluruh materi hanya berlalu tanpa kesan??.

Besar harapan yang tersimpan dalam dada untuk dapat membangkitkan konsentrasi dan semangat belajar siswa agar ilmu yang diperoleh dapat menjadi bekal masa depannya, karena mereka adalah masa depan bangsa.

Bel berbunyi dengan kerasnya pertanda jam pelajaran sudah berakhir,………

DIAM ITU EMAS........TAPI AKTIF ITU LEBIH BAIK...!!!!!

Oleh : Yunita Rahmawati, S. Pd.

Guru SMP Muhammadiyah BK Giriwoyo

Dengan kondisi badan yang kurang fit aku hanya bisa berjaga di UKS mengabsen dan memberi obat pada anak yang sakit dan pingsan saat mengikuti upacara, makin lama anak yang masuk ruang UKS semakin banyak dengan alasan yang bermacam-macam sampai terlena oleh kesibukan itu. Tanpa kusadari bel pertanda pergantian jam telah berbunyi, dengan tergesa-gesa aku masuk untuk mempersiapkan buku dan materi pelajaran yang akan aku sampaikan di kelas VIII A. Belum sempat kaki ini melangkah keluar pintu utara ruang guru dari pintu barat terdengan suara yang khas yaitu suara Bapak Kepala Sekolah “ Bu Yunita, jangan lupa hari ini Senin, 17 Januari 2011 mohon semuanya dipersiapkan”. Dengan kaget dan sedikit gugup aku menjawab “ Iya Bapak, semua sudah siap tinggal membagi. Mohon maaf Bapak, saya mau masuk kelas dulu “. Dengan tergesa-gesa aku menuju kelas VIII A, anak-anak sudah mulai rame ketika kaki ini mulai menapaki teras. Jam dinding menunjukkan pukul 07.55 WIB yang menandakan bahwa hari ini aku terlambat masuk 15 menit, dengan tersenyum ku tatap wajah anak-anak sambil berucap “ Mohon maaf ya Bu Yunita terlambat masuk, tadi terlena dengan suasana UKS”. Dengan serentak anak-anak menjawab “ tidak apa-apa bu, alhamdulillah kita dapat bonus untuk ngobrol” dilanjutkan dengan tawa khas mereka.

Standar Kompetensi Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya dan Mendiskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penuh semangat aku mulai untuk memperkenalkan tentang getaran dan gelombang yang sering mereka lakukan setiap hari.

Aku mulai mengambil HP dari saku baju, dengan kondisi tanpa ada bunyi lalu aku taruh diatas meja terdenganlah bunyi Der......der....der..... aku berjalan kerah bangku barisan belakang kutanya anak yang bernama Habib, “ Habib, apa yang terjadi dengan HP dimeja paling depan itu?” dengan keras habib menjawab “ bergetar bu......” . “ Bagus” jawabku sambil tersenyum. Sambil memegang batu batrei yang aku ikat dengan tali rafia aku berkata“ nah, sekarang perhatikan batu batrei ini, apa yang terjadi? Coba Rahmawati, apa yang terjadi pada batu batrei ini?” Anak yang bernama Rahmawati hanya bisa menunduk tanpa mengatakan sesuatu. Aku mencari lagi anak yang kebanyakan diam, “ coba, Stevani apa yang terjadi pada batu batrei ini?” anak yang bernama Stevianie menjawab “ bergerak bu.” Jawabku “ bagus sekali...., batrei ini memang bergerak, nah apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan ini?”. Suasana kelas menjadi hening seolah-olah membeku, “ masa sih tidak ada yang tau?” suaraku sedikit mengusik keheningan itu. “ saya bu, HP mengalami peristiwa bergetar, batu batrei bergerak bu” Dwi mencoba untuk menjawab. “Ya bagus” jawabku.

Satu persatu aku mulai menerangkan pengertian getaran, periode, frekuensi, dan amplitudo, dengan berbagai variasi model. Ada yang aku gambar dipapan tulis, juga ada yang aku gunakan alat peraga yang sangat sederhana. Tepat disaat aku mulai menuliskan rumus yang berhubungan dengan getaran, ada anak yang berbicara. Anak itu bernama Adit berkata “ rumus lagi bu? Kapan yach fisika tidak ada rumus?” sambil tersenyum aku berkata “ rumusnya gampang ko, juga mudah diingat, kalian pasti bisa......”

Dengan sepelan mungkin aku mulai menerangkan materi mulai dari pengertian sampai pada macam-macam rumus yang sering diterapkan pada materi getaran dan gelombang. Setelah beberapa saat aku mulai mengajukan beberapa pertanyaan yang aku harapkan mampu membangkitkan semangat bertanya ataupun menjawab untuk semua siswa dikelas VIII A. “ Nah, itu tadi macam-macam rumus yang sering digunakan dalam materi getaran dan gelombang, tidak susah kan????” sambil aku tuliskan beberapa soal dipapan tulis. “ coba ada yang bisa mengerjakan soal ini tidak ya?” dengan semangat Nur Afifah mengangkat jari pertanda mau jawab ” saya bu, tapi nomor satu ya?”. Aku pun menjawab “ bagus, tidak apa-apa yang mudah saja terlebih dulu.” Untuk soal nomer 2, 3 dapat dijawab oleh siswa yang memiliki semangat belajar yang lebih daripada anak-anak yang lain. Sampailah soal no 5 tidak ada satupun siswa yang mau mengerjakan soal kedepan dengan alasan soalnya susah. “ ayo coba siapa yang bisa, dari tadi kok siswa putra tidak ada yang berani maju ya? Jangan-jangan dikelas ini memang tidak ada siswa putranya??....serentak anak-anak menjawab”hu.........bener bu, kalo rame jadi juara tapi kalo suruh mengerjakan meraka tidak mau bu, meraka hanya nyontek hasil kerjaan siswa putri”. Dengan tersenyum aku menjawab” masa sich.....malu donk sama yang putri masa dari tadi yang maju hanya yang putri, ayo tunjukkan putra pasti bisa”. Dua menit, tiga menit berlalu begitu saja tanpa ada yang mau mengerjakan kedepan, akhirnya soal terakhir itu diselesaikan bersama-sama. Tepat soal tersebut terjawab, bel sudah berbunyi 2 kali pertanda jam pelajaran sudah berakhir. Dengan sedikit tergesa-gesa aku menyimpulkan materi pelajaran hari ini, serta tidak lupa memberi tugas untuk dikerjakan dirumah.

Share this article :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger