Selamat Datang di Web Kami

Case Study (Irfanudin, S.Pd)

Rabu, 18 Mei 20110 komentar

Asyiknya Melakukan Proses Pemisahan Campuran

Oleh: Irfanudin, S.Pd

Saya adalah guru IPA Biologi di SMP 2 Paranggupito. Sebagai seorang guru, saya memiliki keinginan agar pelajaran yang saya sampaikan dapat diterima secara sempurna oleh anak, dan mereka bisa merasa senang dengan proses pembelajaran yang saya lakukan sehingga mereka bisa tetap mengikuti dari awal sampai akhir dengan motivasi yang tinggi. Pada proses pembelajaran ini, pelajaran yang saya sampaikan adalah Melakukan Pemisahan Campuran.

Standar Kompetensi: Memahami Klasifikasi Zat. Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah: Membandingkan sifat unsure, senyawa dan campuran. Sedangkan konsep yang tercantum dalam RPP adalah Pemisahan Campuran dan Perubahan Kimia. Konsep Pemisahan Campuran diajarkan di kelas VII semester 1.

Selasa, 10 Agustus 2010, pukul 07.00, dilaksanakanlah pembelajaran di kelas 7 C SMPN 2 Paranggupito. Kegiatan belajar saat itu menggunakan pendekatan proses dan siswa belajar dalam kelompok yang terdiri atas 6 atau 5 orang dan dibagi menjadi 4 kelompok. Setting meja dan bangku disusun membentuk huruf U. Pada awal pembelajaran saya meminta siswa untuk menghadap ke depan papan tulis. Saat itu saya begitu bersemangat untuk membimbing siswa menggunakan alat dan bahan untuk melakukan proses Pemisahan Campuran.

Apersepsi disampaikan dalam waktu kurang dari 5 menit, dan ada beberapa siswa yang belum siap untuk belajar. Mereka masih mengawasi sekeliling ruangan yang masih sangat asing baginya. Saya mulai menjelaskan bagaimana caranya membuat larutan bahan-bahan terlebih dahulu, kemudian bagaimana cara menggunakan kertas saring dan apa saja yang harus diamati pada larutan sebelum disaring dan sesudah disaring. Tak lupa juga saya menekankan ukuran berapa gram bahan yang akan digunakan dan berapa mililiter air yang digunakan untuk melarutkan. Dan juga tak lupa saya menekankan agar anak-anak tersebut bekerja sesuai dengan prosedur yang ada di buku Lembar Kegiatan siswa (LKS). Dan di akhir kegiatan nanti,saya meminta mereka untuk menyimpulkan ketiga campuran yang sudah mereka gunakan untuk percobaan tadi ke dalam 3 kelompok campuran yaitu manakah yang termasuk Larutan, Suspensi dan Koloid.

Saya memperhatikan hampir semua siswa mengikuti penjelasan itu. Penjelasan yang disampaikan sepertinya dipahami betul oleh mereka.

Kemudian tibalah saatnya anak-anak mulai untuk bekerja kelompok melakukan proses pemisahan campuran. Dimulai dari melarutkan bahan-bahan seperti serbuk kopi, garam dan susu dengan air secukupnya, masing-masing pada gelas kimia yang berbeda lalu mengaduknya menjadi sebuah campurann. Lalu memasangkan kertas saring di atas tabung reaksi yang di atasnya sudah diletakkan sebuah corong pemisah. Satu-persatu air garam, air kopi dan air susu tersebut dituangkan pada masing-masing tabung yang berbeda. Saya pun berkeliling sambil mengamati satu-persatu anggota kelompok.

Saat saya mengamati kelompok I, yaitu kelompok yang beranggotakan salah satunya Nia Melianti dan Handoyo. Mereka kelihatan sedang gusar mengamati campuran yang mereka saring. Saya mendekati mereka. “Ada masalah apa?” tanya saya. Nia menjawab,” Ini pak, air garam dan air kopi yang kami pakai sangat lama sekali proses penyaringannya. Kok tidak sama seperti kelompok II dan kelompok III yang sangat cepat prosesnya.”

“Oh,itu…”kata saya. “Tadi takaran bahan terlarut dan bahan pelarut yang digunakan masing-masing berapa?” Tanya saya lagi. Kali ini Handoyo menjawab dengan malu-malu,”Kurang tahu,Pak. Tadi hanya saya kira-kira saja. Garamnya dua genggam saya larutkan dengan air sebanyak 200 mL. Lalu kopinya juga satu bungkus saya larutkan di air sebanyak 200 mL.” Kemudian saya balik bertanya,”Coba, tadi saya menyarankan anda membaca prosedur kerja sebelum melakukan percobaan. Tadi pun saya sudah menjelaskan tentang apa saja hal-hal yang harus anda perhatikan selama melakukan kegiatan. Coba, tadi berapa sendokkah bahan yang sebaiknya anda larutkan di air? Lalu berapa milliliter-kah air yang sebaiknya anda gunakan?”. Handoyo menggelengkan kepala, pertanda bahwa ia tidak mengetahui. Nia sempat berbisik pelan mengatakan bahwa tadi Handoyo sudah diberitahu tetapi tidak mau mendengarkan anggota kelompok yang lain.

Sejenak saya merasa darah saya mendidih. Bukankah tadi saya sudah memberikan penjelasan sebelumnya? Lalu apa saja yang mereka dengarkan dari penjelasan saya tadi? Sesaat saya merasa kecewa dengan apa yang terjadi di kelompok I. Ternyata masih saja ada anak yang tidak mendengarkan penjelasan saya. Bahkan masih saja ada anak yang salah dalam melakukan kegiatan percobaan! Dan akhirnya saya menyarankan mereka untuk mengulangi kembali langkah percobaan mereka dari awal lagi.

Setelah beberapa saat kemudian, proses percobaan pemisahan campuran dengan penyaringan pun selesai mereka laksanakan. Saya berdiri di depan laboratorium dan menginstruksikan agar anak-anak menyampaikan hasil percobaan yang sudah dilaksanakan oleh kelompoknya. Satu per satu masing-masing kelompok maju untuk menyampaikan hasil percobaan kelompok mereka, mengenai warna dan endapan pada masing-masing campuran sebelum dan sesudah disaring. Setelah itu, saya meminta pada anak-anak untuk memperhatikan data pengamatan yang sudah didapatkan kemudian saya meminta mereka untuk mengklasifikasikan campuran yang sudah mereka gunakan tadi.

Satu menit, dua menit, tiga menit dan seterusnya sampai sepuluh menit,tidak ada satupun kelompok yang bisa menyimpulkan. Kemudian saya mengulangi kembali pelajaran sebelumnya mengenai sifat campuran dan macam-macam campuran yaitu Larutan, Suspensi dan Koloid, serta perbedaan antara ketiga macam campuran tersebut. Ternyata tetap tidak ada respons dari siswa-siswa tersebut. Akhirnya saya yang mendominasi proses pengambilan kesimpulan tadi. Saya pun memberikan penjelasan tentang kesimpulan klasifikasi dari campuran yang sudah mereka gunakan tadi, lengkap dengan alasan ilmiahnya berdasarkan data pengamatan anak-anak tadi.

Saya jadi merasa sangat kecewa. Memang sejauh ini anak-anak dapat melaksanakan langkah percobaan dengan baik, tetapi pada akhir percobaan mereka belum mampu untuk berpikir lebih ilmiah lagi untuk mengambil kesimpulan.

Saya menjadi bertanya-tanya, apakah ada yang kurang dalam penyampaian saya? Ataukah ada teknik pembelajaran yang harus saya perbaiki? Lalu metode serta strategi yang tepat seperti apa yang sebaiknya saya terapkan pada mereka?

Share this article :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger