Selamat Datang di Web Kami

Case Study (Wenty Rahayu, S. Pd)

Rabu, 18 Mei 20110 komentar

“AKU INGIN MEREKA MELANGKAH BERSAMAKU”

Oleh : Wenty Rahayu, S. Pd

Hari ini Selasa, tanggal 8 Februari 2011. Suasana hari yang cukup panas, dimana matahari sangat terik memancar, angin tidak begitu ramah mengalir, menambah gerahnya suasana siang hari ini. Sambil mengusap peluh di kening, aku melirik jam kecil yang melingkar di pergelangan tanganku. Jam 09.40 WIB. Berarti masih ada waktu untuk menyiapkan pembelajaran kurang lebih 15 menit. Satu persatu perangkat pembelajaran aku ambil, beberapa buku referensi, tidak lupa LKS juga,

Tet…teeet…..teeet. Bel tanda masuk memecahkan kesibukanku dalam mengemasi buku. Aku segera beranjak dari tempat dudukku dan siap-siap melangkahkan kaki menuju kelas VII C.

“Assalamu’alaikum Wr. Wb….” , sapaku mengawali pertemuan hari ini. Mereka menjawab salam serentak. Setelah aku mengabsen anak, aku memulai pembelajaran dengan menyebutkan Kompetensi Dasar hari ini, tentang Ciri-ciri Makhluk Hidup.

“Mengapa mobil bisa bergerak, tapi tidak bisa dikatakan sebagai makhluk hidup?”, aku memandang mereka satu-persatu dengan petanyaan sederhana itu. Mereka diam, saling memandang. Akhirnya aku menunjuk Laras, “Karena mobil diisi bensin, Bu “ jawab Laras. Dengan jawaban Laras tadi, aku mengawali pembelajaran hari ini dengan uraian singkat. Kemudian aku lanjutkan dengan membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok 4 anak. Setiap kelompok saya suruh menegrjakan perntanyaan-pertanyaan yang sudah aku persiapkan. Hasil diskusi kelompok nantinya d persentasikan di depan kelas.

Sambil menunggu mereka berdiskusi, aku berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain. Kebanyakan mereka belum memahami apa maksudnya berdiskusi. Beberapa siswa malah asyik ngobrol, sementara siswa lain sibuk membuka-buka buku dan mengerjakan sendiri pertanyaan-pertanyaan itu. Beberapa kali aku mengingatkan mereka untuk kerja kelompok. Tapi mereka seakan-akan tak perduli. Mereka hanya ingin segera menyelesaikan soal lebih cepat tanpa banyak bicara. Aku hanya tertegun, memandangi mereka. Alangkah naifnya, mereka belum bisa membedakan, mengapa mereka aku buat berkelompok.

Setelah waktu diskusi selesai, aku segera mengambil alih waktu. Aku minta salah satu wakil dari tiap kelompok menyiapkan diri, untuk membacakan hasil diskusi. Aku tawarkan kepada kelompok yang paling siap. Lagi-lagi tidak ada yang mengacungkan tangan. Akhirnya aku menunjuk Bayu sebagai wakil kelompok untuk maju. Dengan runtut dia menjawab soal sesuai dengan kutipan buku tanpa membuat inti sari dari masalah. Kemudian sedikit demi sedikit aku memberikan bimbingan dalam penyelasaian jawaban-jawaban itu. Lagi-lagi aku kembali tertegun, mengapa begitu sulit aku membawa mereka untuk bisa melangkah bersama, sesuai dengan apa yang aku jelaskan.

Tak terasa waktu bergulir begitu cepat. Tanda usai pelajaran pun berbunyi. Dengan tergesa-gesa aku memberikan kesimpulan pertemuan hari ini. Tetapi sepertinya siswa sudah tidak konsentrasi lagi. Mereka sibuk mengemasi buku-bukunya dan lebih perhatian kepada teman-teman kelas lain yang mulai berhamburan keluar. Hanya satu yang mereka ingat, “PR jangan lupa,” kataku menutup pembelajaran dengan salam.

Share this article :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger